Ospek dan Sepotong Senja di Jogja
Kisah pertemuan antara Angga dan Sinta di sebuah kampus swasta di Jogja dan menumbuhkan benih-benih cinta diantara mereka berdua
galerinews.com - Langit Jogja sore itu menggantung awan jingga yang lembut, seolah turut menyambut hari pertama ospek di Universitas Negeri.
Di tengah keramaian mahasiswa baru yang berbaris rapi di lapangan, Angga berdiri canggung.
Ia bukan tipe yang mudah akrab, tapi hari itu entah kenapa matanya tertumbuk pada seorang gadis dengan rambut dikuncir rapi, memakai kacamata tipis, dan wajah yang tampak serius Sinta.
Pertemuan pertama mereka terjadi saat pembagian kelompok.
Takdir menempatkan mereka di tim yang sama, dan Angga yang biasanya pendiam mendadak aktif saat melihat Sinta kesulitan menyusun yel-yel.
"Kamu dari jurusan apa?" tanya Angga sambil mendekat, berusaha terdengar santai.
"Sastra Indonesia. Kamu?" Sinta menoleh cepat, suaranya lembut namun tegas.
"Teknik Sipil. Kayaknya kamu jago nulis ya, bisa bantu bikin yel-yel?" goda Angga.
Sinta tersenyum tipis. Dari situlah semuanya dimulai.
Hari-hari ospek berikutnya mempertemukan mereka terus-menerus. Mulai dari kerja kelompok, hukuman bareng karena telat, hingga sama-sama kehabisan makan siang di kantin.
Jogja yang hangat seolah jadi saksi diam hubungan yang perlahan tumbuh.
Di bawah pohon flamboyan depan fakultas, Angga dan Sinta sering duduk setelah kegiatan selesai. Mereka berbagi cerita tentang rumah, impian, dan kegelisahan menjadi mahasiswa baru.
"Aku pengen suatu hari nanti bisa nulis buku," kata Sinta suatu sore, menatap langit yang mulai berubah ungu.
Angga menoleh. "Kalau kamu nulis, aku janji jadi pembaca pertama."
Tahun demi tahun berlalu, tak ada janji-janji muluk. Cinta mereka tumbuh seperti Jogja: tenang, sederhana, tapi mengakar.
Layaknya hubungan asmara, banyak perselisihan yang terjadi.
“Kita ketemu di hari pertama, di tempat yang asing, tapi rasanya seperti pulang,” bisik Sinta.
Angga tersenyum. “Karena sejak ketemu kamu, Jogja nggak pernah lagi terasa asing.”
Dan di bawah langit senja Jogja yang sama seperti dulu, mereka melangkah pergi, bersama, menulis cerita baru di Jogja.
Tapi cinta mereka, akan selalu terpatri di halaman pertama: Ospek, dan sepotong senja.
Bagaimana kisah cinta Angga dan Sinta selanjutnya.....
What's Your Reaction?






